Sejarah
Konon dahulu kala di kampung tersebut banyak binatang seperti kelelawar yang orang Kampung menyebutnya dengan sebutan “ Kalong “ dan hewan tersebut hidup atau berada di pohon mangga besar yang berada di tengah pematang “ Rawa “. Di setiap malam dan siang banyak burung kalong yang hingap di pohon itu, sebagai tempat persinggahan burung – burung.
Buah mangga yang besar-besar yang menjadi makanan lezat bagi burung-burung terutama adalah burung kalong. Singkat cerita maka awal mula Desa tersebut dinamakan oleh orang kampung yaitu “ Kampung Rawakalong “. Selain itu pula banyak pohon besar lainnya yang ada disekitarnya. Dan pada jaman kolonial Belanda Kampung Rawakalong sering menjadi incaran orang-orang kulit putih. Seperti orang Belanda itu sendiri dan orang-orang Cina sehingga banyaklah orang-orang pribumi yang tertindas.
Banyak lahan-lahan pertanian bagi masyarakat dikuasai oleh kaum penjajah yang akan dijadikan perkebunan karet. Singkatnya dari jaman ke jaman selalu berubah maka pada tahun 1936 terpilih seorang Kepala Desa yaitu :
1. Bapak Ahmad ( Tahun 1936-1952 )
2. Bapak H. Icang bin Lisan ( Tahun 1952-1968 )
3. Bapak Naiman bin H. Icang ( Tahun 1968-1978 )
4. Bapak Drs. H. Namar Soemantri ( Tahun 1978-1998 )
5. Bapak Wardi ( Tahun 1998-2007 )
6. Bapak H. Mawar Rias Asmara ( Tahun 2008-2019 )
7. Bapak Wardi ( Masih Menjabat Sampai Dengan Sekarang )
Sedangkan Tanah Kas desa seluas 198.300 M2, penggunaannya adalah sebagai berikut :
1 | Bangunan Kantor Desa | : 755 m2 |
2 | Bangunan SD / SMP / MI | : 12.500 m2 |
3 | Tanah Makam / Kuburan | : 50.000 m2 |
4 | Masjid / Musholah / Majlis Tak'lim | : 42.000 m2 |
5 | Jalan Desa | : 48.000 m2 |
6 | Lapangan Olah Raga | : 40.000 m2 |